Jumat, 11 Juni 2010

Syair Nama

Bolehkah aku memanggilmu tanpa nama?
Bukankah nama-nama sering menjadi yang utama,
sebagai partikel penyusun luka lama?
Tanpa nama,
boleh?

Kamu yang biasa dipanggil orang-orang lewat potongan nama,
yang entah potongan bagian mana,
boleh depan,
boleh tengah,
boleh belakang,
nama-nama potongan
yang mana pun,
potongan-potongan nama
yang di mana pun..

Tapi nanti malah salah potong,
akibatnya luka lama,
lagi-lagi luka,
yang lama..

Luka yang sudah lama,
luka yang akan tinggal lama,
di dalam sebuah nama..

Aku sudah terlanjur salah potong,
kalau Tuhan izinkan,
aku mau menjelaskan,
tapi waktunya,
aku tidak punya..

Lho, jangan salah paham,
aku bukan sok sibuk,
tapi sebaliknya,
saking miskinnya
bahkan waktu tidak kupunya,
tidak bisa kubeli,
apalagi kutawar..


Sementara ini,
sampai tiba waktunya kita kembali bercengkerama,
tentang cerita baru dan lama,
lewat sebuah irama,
di mana bahkan
hati penyair
mencair
jadi syair
mendengarnya,
bolehkah aku memanggilmu tanpa nama?


Jakarta, 11 Juni 2010

Tidak ada komentar: