Kamis, 07 Juni 2012

Work Hard Play Hard

Barangkali kata yang paling pas untuk semua makhluk di bumi dalam membunuh waktu luang, lari dari rutinitas, dan berkomunikasi secara universal antar makhluk adalah 'bermain'.

Lihat bagaimana wahana permainan di berbagai objek wisata dipenuhi manusia dari segala usia yang ingin memuaskan hasratnya untuk berteriak selepas-lepasnya. Tidak ada ruginya bagi mereka jika tidak menyelesaikan prosedur antrian panjang yang lama dan membosankan, tetapi mereka melakukannya meski harus berpanas-panas dan berpeluh keringat. Hanya untuk satu tujuan : 'bermain'.

Perhatikan bagaimana seorang anak yang baru pulang sekolah langsung berlari menghampiri kucing kesayangannya dan mengajaknya bermain lempar bola. Seolah permainan yang mereka lakukan itu menjadi bahasa pemersatu antara manusia dan hewan.

Atau lihat kompetisi empat tahunan ajang dunia yang memaksa semua mata manusia menatap ke arah satu benda yang mampu menghipnotis seluruh umat manusia yang menggilainya. Kejuaraan sepak bola kelas dunia yang sebentar lagi akan digelar, bukan hanya berbicara tentang pekerjaan bagi setiap atlet kelas atas saling berebut piala untuk menaikkan karirnya atau melejitkan namanya sebagai pemain papan atas. Kejuaraan itu bisa dilihat sebagai wahana permainan yang dipenuhi passion seluruh pesertanya untuk menggenapi fantasi dan imajinasi mereka di lapangan hijau, seperti atraksi seorang kiper menghalau bola hasil tendangan lawan ke arah gawangnya dengan kakinya seperti yang pernah dilakukan Rene Higuita, kiper Kolombia yang terkenal dengan penyelamatan tendangan kalajengkingnya. Atau David Beckham yang mencetak gol dari tengah lapangan, di mana jika saja tendangannya saat itu tidak membuahkan gol tentunya semua orang akan berpikir bahwa apa yang dilakukannya hanyalah aksi putus asa atau mungkin sebagian lagi akan berkomentar,"Seharusnya dia menggiring bola lebih ke dalam lagi atau mengoper bola kepada rekannya."

Dalam pertandingan sepak bola selalu saja ada sosok fantasista yang menghadirkan permainan ajaib di luar dugaan yang mampu membuat hati para penggilanya berdegup kencang penuh rasa penasaran dan pertanyaan seperti,"Permainan macam apa yang akan kau perlihatkan hari ini?"

Dari sisi sosial, sepak bola telah menjelma dari sekedar olahraga yang dipertandingkan menjadi satu media pemersatu segala ras dan budaya. Terlihat dari spanduk-spanduk bertuliskan "No Racism" yang sering dikibarkan para penonton di stadion. Sepak bola juga menjadi lambang cinta dan berbagi dalam penerapannya bahwa team work dan kematangan emosi pemain menentukan kemenangan sebuah tim.

Jadi, sudahkah kamu menentukan siapa fantasistamu tanpa memikirkan dari negara mana dia berasal? Let football unites the difference!

Pesan bersenang-senang, kebersamaan, celebration and sharing the love terlihat dalam pesta olahraga akbar ini. Euro 2012 merepresentasikan hal-hal yang disebutkan tadi, karena kompetisi dunia ini bukan soal siapa melawan siapa, tetapi ada kesenangan dari kebersamaan yang terbentuk dengan diadakannya kejuaraan dunia ini.

"Adidas is (A)ll (d)ay (I) (d)ream (a)bout (s)occer." -David Beckham, seorang ambassador merk perlengkapan olahraga terkenal Adidas.

Kick off!

Jumat, 01 Juni 2012

Romansa Tanpa Konsep

Tidak ada yang salah dengan konsep seorang matematikawan yang mencinta warna jatuh cinta kepada pelukis yang gemar menggambar angka. Matematikawan yang ahli menata warna dalam setiap penerapan dan implementasi dari kombinasi hasil hitung dan rumusan Pythagoras-nya. Sementara sang pelukis gemar mencetak angka dari permainan kuas di atas kanvas. Tidak nyambung! Tetapi demikianlah cara romansa sering hadir dan tidak jarang membuat keduanya melambung. Bukankah romansa itu serba bingung dan tak mampu diperhitungkan? Jika romantika bisa diukur dengan matematika, hasilnya pastilah Determinan dengan akar-akar tidak riil yang imajiner, tidak terdefinisi.