Rabu, 07 Juli 2010

JK, Pencuri Nyawa

Buang jauh-jauh nama Emir. Di sini aku bercerita tentang seorang yang lain. Sebut saja namanya JK. Hei, bukannya aku tidak bisa menuliskan nama lengkapnya, tapi aku takut! Bagaimana kalau dia hadir dalam ketidakhadirannya sebagai salah satu dari kalian yang membaca catatanku ini? Silahkan kalian bilang aku pengecut. Asal kalian tahu, JK adalah seorang brengos elegan yang namanya sangat santer di kalangan kriminalis manapun. Terutama kriminalis yang bergerak di bidang pencabutan nyawa, pembunuhan!

***

Tiga detik lagi kalau aku terlambat memanjat pagar kawat di ujung gang sempit malam itu, aku sudah barang pasti menjadi boneka pelampiasan naluri membunuh JK. Dia salah paham. Aku sama sekali tidak tahu kalau psikotropika yang malam itu kubawa sudah diketahui polisi. Sungguh, aku tidak tahu menahu, JK! Danny telah menjebakku! Menjebak kita!

Danny, adik kandung JK, mewarisi dengan baik teknik membunuh aliran super sadis milik kakaknya. Danny yang menurutku sengaja menjebak kami malam itu, ingin menjebloskan kakaknya ke penjara lalu menghabisinya di dalam. Ya, lewat orang suruhannya yang mendekam di sana tentunya. Danny ingin menggeser posisi kakaknya sebagai penyandang gelar Raja Tiga Empat Puluh dalam kalangan dunia kriminalis. Raja pembunuhan berencana.

Bagi Danny, asal JK sudah mendekam di dalam Rumah Tahanan, adalah mudah bagi dirinya untuk menghabisi nyawa kakaknya itu. Di sana, JK tidak akan dijaga seketat di luar penjara oleh anak buahnya. Kau tahu JK, malam itu dengan siapapun kau bertransaksi, Danny memang sudah menyadapmu! Sasarannya bukan aku, tapi kau, JK.

Aku tidak bisa terus-terusan hidup seperti tikus tanah yang selalu bersembunyi di siang hari. Kuputar otak. Aku ingat Yahya, spesialis perampokan. Kuhubungi dia. Kuperintahkan dia menghancurkan JK dan Danny. Gagal. Yahya kalah total. JK terlalu kuat. Kekalahanku semakin membuat situasinya bertambah runyam. Nafsu JK untuk memburuku meningkat. Dia menggila!

Dan aku? Masih hidup sebagai tikus tanah yang bersembunyi dari siang. Apa yang bisa kulakukan selain membaca surat kabar setiap pagi, berharap halaman depannya berjudul : 'JK Ditangkap'?


Jakarta, 2008

Tidak ada komentar: