Menurutnya kesempurnaan adalah yang hitam tetapi sekaligus putih, kebahagiaan sekaligus juga kesedihan, ketiadaan sekaligus juga keberadaan. Katanya kesempurnaan bukan yang hanya dipenuhi dengan hal baik saja. Bukankah kita menyebut Tuhan itu Maha Sempurna? Kebaikan-Nya melampaui kebaikan makhluk manapun. Tak seorang pun manusia mampu melakukan kebaikan melebihi kebaikan-Nya.
Guru sufi itu menjelaskan, jika kesempurnaan itu hanya berisi hal baik, apakah artinya jika ada orang yang demikian jahatnya akan membuat kita takut kepadanya melebihi ketakutan kita kepada Tuhan? Tidak. Bukankah Tuhan bisa melakukan hal yang mampu menaklukkan kengerian yang bisa ditimbulkan oleh manusia manapun? Tuhan Maha Sempurna, Ia-lah pemilik segala nilai kehidupan.
Apakah itu artinya kesempurnaan merupakan perpaduan harmonis dan apik antara beberapa hal yang berlawanan? Bukankah untuk menjadi 'genap' dibutuhkan 'ganjil'? Bukankah dua potong magnet bisa merekat sempurna karena adanya dua kutub yang berlawanan? Bukankah tanpa ada penjahat seperti Joker, maka Batman bukanlah apa-apa?
Demikianlah aku menyampaikan pengertian tentang kesempurnaan ini kepadamu, karena aku ingin mengatakan,"Mencintaimu telah menggenapkanku, mengisi yang tidak ada padaku menjadi ada padaku. You complete me."
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5rDldGqbHLlogrqq8sL30TKGlvTzzIrFtBIropo-V0X6zL284ynplFOhgBXJESPdEC7phWhmUYXNFQJ0kveIBpp2JCZz4ZzgCZwY7Gt96yR7mFNzZKX-DpHBDSkj2NJ9lWPEE5cNC3Pub/s320/378794_355008971191629_100000475869117_1425104_604984243_a.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar