Minggu, 06 Maret 2011

Back Office : February 2011

Aku akan menuliskan sebuah trivial tentang sepotong waktu, jauh sebelum beberapa orang yang bekerja di tempat aku bekerja mulai mengeluarkan perkataan,"Ada kamu, ada dia. Ada dia, ada kamu."

Saat itu di sudut kantin karyawan, kami, aku dan pria bernama panggilan Tata, sedang menunggu makan siang yang kami pesan tersaji. Aku memulai pembicaraan,"Apakah kamu percaya ada beberapa orang di luar sana yang bekerja bukan berorientasi upah, melainkan berfokus pada sebuah nilai?"

"Maksudnya?" Dia menjawab tanpa berpikir.
"Di dunia ini, ada orang-orang yang tidak memusingkan gaji atau upah yang diberikan, tetapi lebih memikirkan nilai yang ia capai dari sebuah pekerjaan itu."
"..." Dia diam.
"Pernah mendengar kisah seseorang yang mengabdikan seluruh hidupnya bagi sesama manusia?"
"Pernah."
"Apakah orang-orang seperti mereka memikirkan gaji?"
"Tidak."
"Lalu apa yang mereka hendak capai?"
"Bukan kesuksesan, tetapi nilai."
"Cerdas!" Aku tersenyum.

"Tanamkan pemikiran seperti itu, sehingga aku akan senantiasa percaya kelak suatu hari nanti kamu akan menjadi orang yang mempunyai nilai besar untuk hidupmu." Aku meneruskan perkataanku.
"..." Dia menunggu perkataanku selanjutnya.
"Ngomong-ngomong, kemarin untuk apa kamu masuk bekerja? Bukankah sudah hakmu untuk libur?" Tanyaku lagi.
"Bukankah kemarin kamu mengatakan bahwa toko kita akan kedatangan banyak barang masuk?" Dia menjawab.
"Lalu?" Aku masih belum mengerti maksud dari jawabannya.
"Aku bekerja untuk sebuah nilai. Jika aku masuk untuk membantu, apakah itu menjadi sebuah nilai bagimu untukku?"

Kami tertawa bersama.

Sejak hari itu, aku katakan kepadamu melalui catatan trivialku ini, aku selalu tersenyum ketika kamu mengoceh sana sini, mengulang-ulang filosofi asal-asalan yang lahir dari pembicaraan kita tempo siang itu. Dan aku terkadang harus menyumbat telingaku ketika kamu terus-menerus mengatakan kepadaku :

Bekerjalah untuk sebuah nilai, bukan untuk sebuah upah.

Februari, 2011

Tidak ada komentar: