Selasa, 19 Oktober 2010

Perjalanan Terakhir

"Pergi sana!" Suara nenek tua menolak untuk berbagi tempat dengan Warti. Warti gagal mendapatkan tempat tinggal baru. Wajahnya semakin pucat. Tiba-tiba dia sudah tidak lagi bernafsu untuk menghisap rokok seperti yang biasa dilakukannya setiap ia bimbang. Dalam pikirannya kini hanya satu tujuan, mencari tempat singgah untuk kurun waktu lama.

Dilihatnya kebun kosong di samping rumah salah satu penduduk kampung, ia memilih untuk bermalam di sana. Ia bersandar pada batang pohon mangga yang ditanam oleh sang pemilik rumah. Ia mulai menangisi nasibnya. Dan sejak itulah penduduk kampung menyebut pohon itu sebagai tempat tinggal kuntilanak.

Tidak ada komentar: