Rabu, 12 Desember 2012

Plot

Dengan kecepatan delapan puluh kilometer per jam, seorang lelaki membonceng istri dan anaknya yang remaja. Sedari mengantar anak dan istrinya dari pasar, kemudian melintasi jalan-jalan menuju rumah. Matanya lengah. Lubang akibat jalan yang tidak rata luput dari penglihatannya.

GUBRAK!

Sang lelaki terlempar dua kaki. Ke arah yang sama, menyusul sang anak terhimpit sepeda motor yang jatuh kemudian sedikit terseret. Sementara sang istri terpental ke arah yang berbeda. Lelaki itu mencoba bangkit, membantu anaknya yang masih terjebak posisi sepeda motornya. Akhirnya sang anak berhasil berdiri. Belum sempat sang lelaki menuju posisi jatuhnya sang istri, sebuah truk besar yang tidak sempat menghentikan lajunya terlanjur melindas tubuh sang istri. Tubuhnya terbelah dua. Sang lelaki diam. Tidak mampu bergerak. Termasuk sekadar meneteskan air mata.

***

Seorang remaja, bersiul-siul menyusuri jalan dengan sepeda motor yang dikemudikan sang ayah. Tiba-tiba sepeda motor seolah memberontak. Ia terjatuh sambil sedikit terseret. Posisinya tidak menguntungkan. Sebelah kakinya tertimpa bagian body sepeda motor. Ia menjerit kesakitan. Kemudian sang ayah mencoba menolongnya. Ia berdiri, mencari ibu. Tetapi suara mengerikan yang menarik pandangan matanya ke arah lain membuatnya terdiam. Meneteskan air mata tanpa suara. Tubuh sang ibu tergeletak di tanah. Terlindas habis oleh sebuah truk yang tak sempat berhenti.

***

Para remaja lelaki berkumpul di sebuah gubuk pinggiran jalan raya. Dua di antara mereka bermain catur, sisanya ada yang memetik gitar, lainnya bernyanyi. Permainan catur dan gitar mereka berhenti ketika terdengar suara gaduh yang mencurigakan. Mereka berlari menuju asal suara. Didapatinya seorang lelaki sedang memeluk anaknya sambil menangis. Sementara sesosok perempuan yang tengah menjadi mayat tergeletak di jalanan. Dan satu lagi, sebuah truk yang berhenti tak jauh dari posisi mayat, dengan seorang sopir dan kenek yang masih ada di dalamnya. Para remaja lelaki berhamburan menuju lokasi truk. Siap menerkam. Siap menghancurkan.

***

Sebuah perusahaan menugaskan dua orang kurirnya mengantarkan pesanan pelanggan. Melintas dari jalan raya, menuju jalan bebas hambatan, kemudian kembali melewati jalan penuh hambatan. Satu kiriman untuk hari itu. Tiba-tiba motor di depan mereka terjatuh. Kemudian satu dari penumpangnya terpental menuju truk yang sedang mereka kendarai. Panik menyebar, rem tak terinjak. Bunyi berikutnya memastikan bahwa tubuh perempuan yang terpental barusan tak lagi bernyawa. Di hadapan mereka, dari balik kaca depan, sepasang ayah dan anak saling berpelukan. Mereka ketakutan. Tak mampu melanjutkan perjalanan. Tak mampu juga untuk turun. Ketakutan bertambah ketika sekumpulan warga setempat datang berhamburan. Menuju mereka.

Tidak ada komentar: