Kemudian Martha mendengar suara pintu diketuk. Ini hari ulang tahunnya. Ben berjanji akan datang tepat pada waktu tengah malam, sekadar untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Sambil membawakan bingkisan kecil dibalut pita warna-warni sebagai pemanis. Sejak Ben hadir dalam kehidupannya, Martha selalu berharap bahwa semua orang yang mengetuk di balik pintu rumahnya adalah Ben.
Suara pintu diketuk. Tiga kali.
Sekali lagi... Sekali lagi... Gumam Martha, karena Ben biasanya mengetuk empat kali.
Suara pintu diketuk. Kini bertambah satu ketukan, menjadi empat kali.
"Ben?" Martha membuka pintu.
"Selamat ulang tahun!" Teman-teman sekolah Martha datang memberikan kejutan.
Bukan Ben... Martha menyesal di dalam hati, mendapati kenyataan bahwa orang yang datang tidak sama dengan orang yang ditunggu kedatangannya.
Ucapan dan pesta kecil dimulai. Diakhiri acara lempar-melempar dan melumuri wajah Martha dengan kue oleh teman-teman sekolahnya. Sudah satu jam lewat tengah malam.
Martha masih mengharapkan Ben datang dan mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Meski tanpa hadiah. Kemudian suara telepon memaksa kepala Martha menoleh ke arah meja telepon, bergegas mencapai lalu mengangkatnya.
"Halo?" Martha menjawab.
Kali ini mantan pacar yang mengucapkan selamat ulang tahun.
Sampai pagi harinya, Martha tidak berhasil mendapati kenyataan bahwa Ben datang kepadanya. Tidurnya dibangunkan oleh alarm yang memanggil-manggil. Mengingatkan agar Martha tidak terlambat menghadiri jadwal konser bersama grup musiknya.
Martha memang handal bermusik. Baginya, musik mampu mengubah dunianya, yang sepi menjadi berapi-api.
Suara air dari kran kamar mandi mengalir. Martha keluar dari kamar mandi. Memakai empat olesan wax untuk menata rambutnya. Berias seadanya. Tampil kasual dengan kaos hitam polos tanpa motif diinseminasi dengan celana panjang jeans biru, ditambah sepatu kets putih.
Ben, menyukai gaya kasual...
Gitar listrik kesayangannya diambil dari sofa di ruang tamu, tempatnya semalam tertidur.
Pintu rumah dibuka. Kemudian Ben keluar dengan sebuah gitar listrik di tangan. Menjalani kehidupannya. Meninggalkan sosok Martha yang masih menunggunya dan tidak pernah bisa bertemu dengannya.
In any other world
You could tell the difference
And let it all unfurl
Into broken remnants
Smile like you mean it
And let yourself let go
'Cause it's all in the hands of a bitter, bitter man
Say goodbye to the world you thought you lived in
Take a bow, play the part of a lonely lonely heart
Say goodbye to the world you thought you lived in
To the world you thought you lived in
*Mika - Any Other World
1 komentar:
maksudnya apaan nih? si Ben udah di alam lain gitu? hmm..
Posting Komentar